Assalamualaikum, SOBATT :D
wahh udah lama nih aku nggak update...
oh ya kali ini aku ngasinh info lohh tentang hukum chatting dengan bukan mahram
maklum,, aku dapet inspirasi nih.. dari temen aku sendiri ....
hehehe slahkannn. :)
Sebagaimana yang kita maklumi
bahawa, komunikasi dengan tulisan melalui jaringan internet atau yang
lebih dikenal dengan 'chatting' baru muncul dan popular beberapa tahun
terakhir. Yaitu, tepatnya setelah ditemui jaringan internet. Karena itu
dalam kitab-kitab ulama terdahulu khususnya buku fiqh, istilah ini
tidak akan ditemui. Namun asas bagi hukum 'chatting' ini sebenarnya
sudah dibahas oleh ulama, jauh sebelum jaringan internet ditemukan.
'Chatting'
dengan lawan jenis yang bukan mahram sama halnya dengan berbicara
melalui telepon, SMS, dan berkiriman surat. Semuanya ada persamaan.
Iaitu sama-sama berbicara antara lawan jenis yang bukan mahram.
Persamaan ini juga mengandung adanya persamaan hukum. Karena itu,
ada dua perkara berkaitan yang perlu kita bahas sebelum kita lebih jauh
membicarakan hukum 'chatting' itu sendiri.
Pertama, adalah hukum bicara dengan lawan jenis yang bukan mahram.
Kedua, adalah hukum khalwat.
Berbicara
antara laki-laki dan perempuan yang bukan mahram pada dasarnya tidak
dilarang apabila pembicaraan itu memenuhi syarat-syarat yang sudah
ditentukan oleh syara'. Seperti pembicaraan yang mengandungi kebaikan,
menjaga adab-adab kesopanan, tidak menyebabkan fitnah dan tidak khalwat.
Begitu jika hal yang penting atau berhajat umpamanya hal jual beli,
kebakaran, sakit dan seumpamanya maka tidaklah haram.
Dalam
sejarah kita lihat bahwa isteri-isteri Rasulullah SAW berbicara dengan
para sahabat, ketika menjawab pertanyaan yang mereka ajukan tentang
hukum agama. Bahkan ada antara isteri Nabi SAW yang menjadi guru para
sahabat selepas wafatnya baginda iaitu Saidatina Aisyah RA.
Dalam hal ini, Allah SWT berfirman yang artinya:
"Karena
itu janganlah kamu (isteri-isteri Rasul) tunduk(yakni melembutkan
suara) dalam berbicara sehingga orang yang dalam hatinya ada penyakit
memiliki keinginan buruk. Tetapi ucapkanlah perkataan yang baik". (QS.
al-Ahzab: 32)
Imam Qurtubi menafsirkan kata 'Takhdha'na'
(tunduk) dalam ayat di atas dengan arti lainul qaul (melembutkan
suara) yang memberikan rasa ikatan dalam hati. Yaitu menarik hati orang
yg mendengarnya atau membacanya adalah dilarang dalam agama kita.
Artinya
pembicaraan yang dilarang adalah pembicaraan yang menyebabkan fitnah
dengan melembutkan suara. Termasuk di sini adalah kata-kata yang
diungkapkan dalam bentuk tulisan. Karena dengan tulisan seseorang juga
bisa mengungkapkan kata-kata yang menyebabkan seseorang merasakan
hubungan istimewa, kemudian menimbulkan keinginan yang tidak baik.
Termasuk
juga dalam melembutkan suara adalah kata-kata atau isyarat yang
mengandung kebaikan, namun ia boleh menyebabkan fitnah. Iaitu dengan
cara dan bentuk yang menyebabkan timbulnya perasaan khusus atau
keinginan yang tidak baik pada diri lawan bicara yang bukan mahram. Baik
dengan suara ataupun melalui tulisan.
Jika ada unsur-unsur demikian ia adalah dilarang meskipun pembicara itu mempunyai niat yang baik atau niatnya biasa-biasa saja.
Adapun khalwat, hukumnya dilarang dalam agama Islam. Sebagaimana dalam sabda Rasulullah SAW yang artinya:
"Janganlah ada di antara kalian yang berkhalwat dengan seorang wanita kecuali dengan mahramnya." (HR. Bukhari dan Muslim)
Khalwat
adalah perbuatan menyepi yang dilakukan oleh laki-laki dengan
perempuan yang bukan mahram dan tidak diketahui oleh orang lain.
Perbuatan ini dilarang karena ia dapat menyebabkan atau memberikan
peluang kepada pelakunya untuk terjatuh dalam perbuatan yang dilarang.
Kerana ada sabda Nabi SAW bermaksud:
"Tiadalah seorang lelaki dan perempuan itu jika mereka berdua-duaan melainkan syaitanlah yg ketiganya." (Hadis Sahih)
Khalwat
bukan saja dengan duduk berduaan. Tetapi berbual-bual melalui telepon
di luar keperluan syar'i juga dikira berkhalwat. Karena mereka sepi
dari kehadiran orang lain, meskipun fisikal mereka tidak berada dalam
satu tempat. Namun melalui telepon mereka lebih bebas membicarakan apa
saja selama berjam-jam tanpa merasa dikawal oleh sesiapa
Dan
haram juga ialah perkara-perkara syahwat yang membangkitkan hawa nafsu
contohnya yang berlaku pada kebanyakkan muda-mudi atau remaja-remaja
sekarang dimana sms atau email atau Facebook atau seumpamanya menjadi
alat untuk memadu kasih yang memuaskan nafsu di antara pasangan dan
masing-masing melunaskan keinginan dan keseronokkan semata-mata.
Membincangkan perkara-perkara lucah lebih-lebih lagi hukumnya adalah
haram.
Kesimpulan :
Hukum chatting
sama dengan menelepon sebagai mana yang sudah kita terangkan di atas.
Artinya chatting di luar keperluan yang syar'i termasuk khalwat. Begitu
juga dengan sms. Walaupun dengan niat berdakwah. Karena berdakwah
kepada jenis lawan bukanlah suruhan agama kerana Allah telah menetapkan
untuk berdakwah kepada lelaki adalah lelaki juga, begitu juga
sebaliknya.
Namun bila ada tuntutan syar'i yang darurat,
maka itu diperbolehkan sesuai keperluan. Tentunya dengan syarat-syarat
yang sudah kita jelaskan di atas. Di sinilah menuntut kejujuran kita
kpd Allah dalam mengukur sejauhmana urusan kita itu satu keperluan
atau mengikut nafsu semata-mata. Dan kejujuran itu pula bergantung
sejauhmana iman kita kepada Allah. Jika muraqabatillah kita kuat (yakni
merasa diri sentiasa dalam pandangan Allah), maka itu yang akan
menjadi pengawal kita. Jika tidak maka kita akan hanyut bersama
orang-orang yang terpedaya dengan teknologi moden ini. Na'uzubillah.
Agak
menyedihkan juga dengan kenyataan saudari, bahawa dalam suasana nyata
saudari amat menjaga batas pergaulan dengan lelaki bukan mahram, namun
di alam siber saudari bebas berbual mesra tanpa batasan syara'. Saya
percaya ramai remaja muslimah yang terjebak ke dalam situasi yang
syubhah ini.
Internet sangat baik untuk kita, dimana ia
memudahkan banyak urusan kita tapi jika kita menyalahgunakannya akan
membawa akibat buruk kepada akhlak dan masyarakat kita.
Semoga
jawapan ini dapat memandu para muslim dan muslimah remaja atau dewasa
dalam melayari kehidupan yang penuh ujian keimanan ini.
Alangkah
bahagianya jika para remaja muslim dan muslimah yang terdiri daripada
para intelek hari ini berpegang teguh kepada tali agama iaitu taat
kepada perintah dan larangan Allah dalam setiap urusan hidupnya. Semoga
dengan itu Allah akan menurunkan rahmah-Nya kepada kita semua.
Dan semoga Allah menjauhkan kita dari segala fitnah dunia yang sangat manis pada pandangan mata.
Demikian yang dapat saya sampaikan. Semoga mendapat manfaat ya sobatt.. sampai bertemu lagi
wassalamualaikum.
betul itu........ :D
BalasHapus